Berkenalan dengan Ocean Ecopark Ancol



Kalau dengar nama 'Jakarta', yang langsung terlintas di benak kita biasanya macet, macet, dan macet. Tentunya, macet ini dibarengi dengan padatnya kehidupan di perkotaan. Keseringan berhadapan dengan kondisi seperti ini lantas bikin saya senangnya bukan main bertemu taman yang punya atmosfer menenangkan di Jakarta.

Nah, buat yang bosan berakhir pekan di mal-mal besar seperti saya mungkin bisa mengunjungi Ocean Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol. Taman ini sudah lumayan lama dibuka untuk umum. Sebenarnya, beberapa tahun lalu, saya sempat mendapat undangan dari WWF Indonesia untuk datang ke acara Supporter Gathering di tempat ini. Namun, waktu itu saya nggak bisa hadir dan baru sekarang kesampaian untuk berkenalan langsung dengan tempat ini.


Ecopark terletak berseberangan dengan Taman Santap Rumah Kayu. Sekadar berkeliling di taman ini nggak dipungut biaya apapun. Saat itu, saya dan Rian memutuskan untuk berkeliling dengan berjalan kaki. Taman ini memang cukup luas, tapi rasanya lebih puas melihat-lihat keadaan sekeliling dengan berjalan kaki. Istirahat pun bisa dilakukan di mana saja.

Namun, kalau khawatir capek berkeliling dengan jalan kaki, kita bisa menyewa sepeda dengan tarif Rp30.000 (berlaku untuk hari sabtu, minggu, dan libur) per jamnya. Selain sepeda, Ecopark juga menyediakan trike dan buggy car untuk disewa. Setelah saya perhatikan, pengunjung yang menyewa buggy car biasanya yang datang beramai-ramai dengan keluarga.



Ocean Ecopark dulunya merupakan Padang Golf Jaya Ancol


Letak Ecopark berbatasan dengan Dunia Fantasi, Atlantis, dan Pasar Seni. Secara garis besar, wilayah Ecopark dibagi menjadi Eco Care, Eco Nature, Eco Art, dan Eco Energy. Nggak perlu takut tersasar, taman ini meletakkan papan peta di beberapa tempat untuk memudahkan kita berjalan-jalan.

Di dalam Ecopark juga terdapat tempat berlangsungnya pertunjukan Fantastique, yang menampilkan sinar laser dan air mancur. Pertunjukan Fantastique berlangsung pada malam hari, tepatnya pukul 18.30 WIB saat akhir pekan.


Berada di ruang terbuka bukan berarti umat muslim yang datang ke sini harus ketinggalan ibadah sholat. Sebab, di Ecopark terdapat gazebo yang bebas dipakai untuk sholat oleh para pengunjungnya.









Dari yang saya tahu, Ecopark biasanya ramai dikunjungi pada pagi hari oleh pengunjung yang gemar berolahraga. Selepas berolahraga, pengunjung dimanjakan dengan kehadiran Ecomarket yang buka pada pukul 06.00-11.00 WIB. Sayangnya, kami datang saat hari sudah menjelang sore.

Tapi, bukan berarti nggak ada lagi yang bisa dilakukan di Ecopark ketika hari sudah sore. Tempat ini menyediakan fasilitas untuk bermain bumper boat, flying fox, kano, outbond, dan paint ball.



Sebagai penyuka binatang, tempat manapun yang memiliki binatang pastilah mudah menarik perhatian saya. Awalnya, saya pesimis Ecopark dihuni oleh sejumlah binatang. Tapi, ternyata kami berhasil menemukan makhluk-makhluk yang menyenangkan untuk dilihat. Kami bertemu dengan burung dara, kasuari, kerbau, pelikan, dan lain-lain. Jangan heran bila sering terlihat sekumpulan burung dara yang berseliweran. Sebab, taman ini memang menempatkan rumah-rumah untuk burung dara.







Karena Ecopark berbatasan dengan Pasar Seni, kita bisa mengakses jalan dari dan ke Pasar Seni. Kedua tempat ini dibatasi dengan pagar dan dijaga oleh petugas. Nggak sulit menemukan batas ini karena papan penunjuk banyak tersebar di dalam Ecopark. Lebih mudahnya lagi, di dekat batas ini terdapat patung berbentuk topeng yang sangat besar.

No comments:

Post a Comment